Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan mereka padaku dan Pahala yang
besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala
kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas
kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku
memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.
Amin Ya Rabbal Alamin..
Minggu, 09 Januari 2011
Mengapa Kau diam Sahabat?
Aku Diam Karena aku tidak ingin bicara
Aku menikmaati suasana Hening
Karena Hening dapat memberikan Nuansa
Tidak kah kau lihat mereka berbicara Sahabat?
Kenapa Kau memilh selalu diam
Aku Bukan mereka, aku tidak suka banyak bicara
Itu menunjukan meraka tidak Mempunyai Makna
Tidak Kah Kau Sakit atau Marah atas ulah mereka sahabat?
Marah? kenapa harus marah.. aku hanya tertawa
Lihatlah mereka, Badut-badut panggung melakonkan drama
Itulah Kwalitas Mereka yang tak bijaksana
bukan kah diam tak menyelesakai Masalah Sahabat?
Kamu salah, Diam menjawab dengan seribu bahasa
Apakah tidak kau lihat congor mereka berbusa
Dengan kata-kata yang hanya sebuah bisa
lalu apa yang akan kau lakukan sahabat?
Aku hanya akan melihat dan terus tertawa
Melihat Ocehan badut-badut panggung itu disana
tidak kah kau terhidur oleh meraka
Kau betul sahabat ku yang sangat kucinta
Memang dengan banyak berbicara kita terlihat merana
Dengan diam kita bisa memaknai yang ada
Kau memang sahabat ku yang bijaksana
Aku Diam Karena aku tidak ingin bicara
Aku menikmaati suasana Hening
Karena Hening dapat memberikan Nuansa
Tidak kah kau lihat mereka berbicara Sahabat?
Kenapa Kau memilh selalu diam
Aku Bukan mereka, aku tidak suka banyak bicara
Itu menunjukan meraka tidak Mempunyai Makna
Tidak Kah Kau Sakit atau Marah atas ulah mereka sahabat?
Marah? kenapa harus marah.. aku hanya tertawa
Lihatlah mereka, Badut-badut panggung melakonkan drama
Itulah Kwalitas Mereka yang tak bijaksana
bukan kah diam tak menyelesakai Masalah Sahabat?
Kamu salah, Diam menjawab dengan seribu bahasa
Apakah tidak kau lihat congor mereka berbusa
Dengan kata-kata yang hanya sebuah bisa
lalu apa yang akan kau lakukan sahabat?
Aku hanya akan melihat dan terus tertawa
Melihat Ocehan badut-badut panggung itu disana
tidak kah kau terhidur oleh meraka
Kau betul sahabat ku yang sangat kucinta
Memang dengan banyak berbicara kita terlihat merana
Dengan diam kita bisa memaknai yang ada
Kau memang sahabat ku yang bijaksana
Jalan ku tak terbayang dalam mimpi
Terjatuh di setiap bergantinya hari
Tak terasa ku tlah di ujung akhir
Tak kugenggam sepenggal mimpi
Tak’kan berakhir hingga nanti
Akan selalu menjadi derita
Tak’kan mengerti hingga kini
Ini sebuah dilemma…..
Kapan semua akan berakhir
Hati ini tak’kan tahu
Meskipun ku harus mati
Karma ini bukan yang ku tunggu
Tapi semua ini berpintu
Yang di huni beribu mimpi
Aku tak akan tahu
Semua ini adalah misteri dilemma
Terjatuh di setiap bergantinya hari
Tak terasa ku tlah di ujung akhir
Tak kugenggam sepenggal mimpi
Tak’kan berakhir hingga nanti
Akan selalu menjadi derita
Tak’kan mengerti hingga kini
Ini sebuah dilemma…..
Kapan semua akan berakhir
Hati ini tak’kan tahu
Meskipun ku harus mati
Karma ini bukan yang ku tunggu
Tapi semua ini berpintu
Yang di huni beribu mimpi
Aku tak akan tahu
Semua ini adalah misteri dilemma
Minggu, 02 Januari 2011
Malam adalah sahabatku
Sahabatku di dalam kesendirianku tanpamu
Indah senyumnya selalu memanggilku dengan lembut
Memanggillku disini didalam diamku yang membeku dalam rindu
Oh angin malam sang pelantun melodi kesunyian
Sampaikan rasa ini
Suratan hati ini
Pada kekasihku di ujung sana
Sampaikanlah bagaimana hati ini ingin menjadi bagian dari hatinya
Agar ia tentram di pelukan hatinya
Sampaikanlah bagaimana rasa ini tenggelam dalam cintanya
Hingga rasa ini tak mampu bernafas dalam kesunyian tanpa cintanya
Demi bintang bintang yang setia menemani malam
Demi sang langit malam yang slalu menyelimuti bintang
Dengarkanlah hatiku yang kini mulai redup
Disaat sang malam menyelimutiku dalam keheningan tanpanya
Begitu sepi.......
Begitu hening.........
Dan aku sendiri....
Tanpa kamu di malam malamku....kekasih....
Sahabatku di dalam kesendirianku tanpamu
Indah senyumnya selalu memanggilku dengan lembut
Memanggillku disini didalam diamku yang membeku dalam rindu
Oh angin malam sang pelantun melodi kesunyian
Sampaikan rasa ini
Suratan hati ini
Pada kekasihku di ujung sana
Sampaikanlah bagaimana hati ini ingin menjadi bagian dari hatinya
Agar ia tentram di pelukan hatinya
Sampaikanlah bagaimana rasa ini tenggelam dalam cintanya
Hingga rasa ini tak mampu bernafas dalam kesunyian tanpa cintanya
Demi bintang bintang yang setia menemani malam
Demi sang langit malam yang slalu menyelimuti bintang
Dengarkanlah hatiku yang kini mulai redup
Disaat sang malam menyelimutiku dalam keheningan tanpanya
Begitu sepi.......
Begitu hening.........
Dan aku sendiri....
Tanpa kamu di malam malamku....kekasih....
Lihatlah sayangku bagaimana bintang menghisasi malam
Dengan sinar lembutnya ia taburkan dalam gelapnya malam
Hanya dia yang didambakan malam
Hanya dia yang dapat menghiasi malam
Rasakan sayang bagaimana malam mengharap bintang
Mengharapkan sinarnya menyentuh gelapnya
Karna tanpa kehadirannya ia hampa
Karna tanpa sinarnya ia sunyi
Diriku adalah malam
Dirimu adalah bintang
Dan gelapnya malam adalah hampaku
Dan terangnya bintang adalah kasih sayangmu
Tanpa dirimu hatiku selalu berharap
Seperti malam dalam kehampaannya
Tanpa kasihmu hatiku sunyi
Seperti malam tanpa tersentuh sinarnya
Dirimu dan diriku ditakdirkan untuk bersatu
Seperti malam dan bintang
Walau mendung kadang memisahkan nya
Malam kan selalu setia mengharapkan hadirnya bintang
Seperti itulah hatiku dalam mengharapkanmu......kekasih....
Dengan sinar lembutnya ia taburkan dalam gelapnya malam
Hanya dia yang didambakan malam
Hanya dia yang dapat menghiasi malam
Rasakan sayang bagaimana malam mengharap bintang
Mengharapkan sinarnya menyentuh gelapnya
Karna tanpa kehadirannya ia hampa
Karna tanpa sinarnya ia sunyi
Diriku adalah malam
Dirimu adalah bintang
Dan gelapnya malam adalah hampaku
Dan terangnya bintang adalah kasih sayangmu
Tanpa dirimu hatiku selalu berharap
Seperti malam dalam kehampaannya
Tanpa kasihmu hatiku sunyi
Seperti malam tanpa tersentuh sinarnya
Dirimu dan diriku ditakdirkan untuk bersatu
Seperti malam dan bintang
Walau mendung kadang memisahkan nya
Malam kan selalu setia mengharapkan hadirnya bintang
Seperti itulah hatiku dalam mengharapkanmu......kekasih....
Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup
kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu
kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa
kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup
kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu
kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa
kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri
Kamis, 30 Desember 2010
AKHIR TAHUN
Dalam Diam, kau termangu
Sepotong senja dibatas cakrawala memaku pandangmu
“Di akhir tahun, selalu ada rindu yang luluh disana, sejak dulu”
katamu, pilu
Terlampau cepat waktu berderak
hingga setiap momen tak sempat kau bekukan dalam hati
tapi tidak untuk ini
selalu ada ruang buatnya dipojok sanubari
dimana kangen itu kau kemas
bersama serpih-serpih kenangan
yang terserak dan telah kau simpan rapi
pada lanskap langit atau kerlip bintang di bentang lazuardi
hingga ketika saat itu tiba
kau memetiknya satu-satu
dengan asa menyala, juga senyum getir
seraya mengurai lamunan
“Kalau saja mesin waktu bisa diciptakan, selalu
akan ada kesempatan berikut”, igaumu pelan.
Begitu banyak garis batas memuai
saat kau terbuai
Dan ketika rindu itu terbenam bersama mentari senja,
sekali lagi, setiap waktu di akhir tahun tiba,
kau kembali diam dan termangu dipagut sepi yang menikam
serta sesal tak bertepi
Sepotong senja dibatas cakrawala memaku pandangmu
“Di akhir tahun, selalu ada rindu yang luluh disana, sejak dulu”
katamu, pilu
Terlampau cepat waktu berderak
hingga setiap momen tak sempat kau bekukan dalam hati
tapi tidak untuk ini
selalu ada ruang buatnya dipojok sanubari
dimana kangen itu kau kemas
bersama serpih-serpih kenangan
yang terserak dan telah kau simpan rapi
pada lanskap langit atau kerlip bintang di bentang lazuardi
hingga ketika saat itu tiba
kau memetiknya satu-satu
dengan asa menyala, juga senyum getir
seraya mengurai lamunan
“Kalau saja mesin waktu bisa diciptakan, selalu
akan ada kesempatan berikut”, igaumu pelan.
Begitu banyak garis batas memuai
saat kau terbuai
Dan ketika rindu itu terbenam bersama mentari senja,
sekali lagi, setiap waktu di akhir tahun tiba,
kau kembali diam dan termangu dipagut sepi yang menikam
serta sesal tak bertepi
Langganan:
Postingan (Atom)